Kamis, 02 Februari 2012

TAJDIDUN –NIYATI WA TASHHIHUHA

Suatu amal sholeh akan diterima allah jika ia memenuhi 2 rukun :
1. Amal perbuatan itu harus didasari ke ikhlasan dan niat yang murni
2. Amal perbuatan itu harus sesuai dengan sunnah Nabi SAW.dan syariat islam

jika kita mengacu pada rukun pertama,maka agar agar amal perbuatan diterima oleh Allah, batin kita harus benar-benar bersih.Dan mengacu pada rukun ke-2, maka segi lahiriah kita bersih.Nabi saw.bersabda :

انما الأ عمال بالنيات (رواه البخاري ومسلم )

Artinya : “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya (HR.Bukhari dan Muslim )
Berdasarkan hadits ini, maka diterima tidaknya suatu amalan sangat tergantung pada niat pelakunya.Dalam kaitannya dengan amalan yang bersifat lahir,Nabi saw bersabda :

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد (رواه مسلم )

Artinya : Barang siapa yang mengerjakan sesuatu perbuatan yang tidak kami perintahkan ,maka perbuatan itu ditolak. (HR.Muslim )
Hadits ini menunjukkan kepada penilaian lahiriah.
Didalam Al-quran dalam jumlah lebih dari satu ayat Allah juga menyebutkan ke-2 rukun itu secara bersamaan.
Firmannya : Luqman (22)

ومن يسلم وجهه الي الله وهو محسن فقد استمسك بالعروة الوثقي .......

Artinya : Barang siapa yang menyerahkan diri kepada allah sedang dia 0rang yang berbuat kebaikan,maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada bubul tali yang kokoh.
Yang lain :
ومن احسن ديناممن اسلم وجهه لله وهو محسن............

Artinya : Dan siapakah yang lebih baik agamanya orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan. ( An-Nisa’ : 125 ).
Yang dimaksud dengan menyerahkan diri kepada Allah dalam ayat diatas, ialah mengikhlaskan niat dan amal perbuatan hanya karena allah semata.
Sedangkan yang dimaksud dengan “ mengerjakan kebaikan “ didalam ayat itu adalah “ mengerjakan kebaikan dengan serius dan sesuai dengan sunnah rasulullah SAW.
Dalam Hadis : Berilah kabar gembira kepada ummat ini bahwa meraka akan diberikan keridhaan oleh Allah. Diberikan kejayaan dalam agama diteguhkan kekuasaan dinegerinya ini dan diberikan kemenangan. Siapa hdianttara yang beramal dengan amalan akhirat tetapi didasari dengan keinginan mendapatkan kemeewahan duniawi. Mereka tidak ada baginya bagian diakhirat ( HR. Ahmad, Ibnu Hibban & Baihaqi ).
Menurut hadis diatas bahwa niat yang mendua didalam amal perbuatan dapat merusak pahala seluruh amal perbuatan.
Amal perbuatan yang mendua tidak akan diterima olah Allah,begitu pula dengan hati yang mendua. Suatu amalan lebih tidak diterima lagi jika motivasi duniawi lebih menonjol dari pada motivasi agama.Isi cerita dalam satu hadits : Bahwa orang-orang yang beramal karena orang lain/ingin diperhatikan maka maka pada hari kiamat mereka akan dihanguskan oleh api neraka. Mereka terdiri atas tiga kelompok :
 Seorang mujahid yang seluruh hidupnya digunakan untuk berperang tetapi hal itu dilakukan nya supaya dikatakan sebagai orang yang pemberani/pahlawan.
 Seorang yang berilmu yang setiap hari belajar dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain,tetapi ia melakukannya agar ia dikatakan orang-orang yang benar alim dan luas ilmunya.
 Seorang kaya yang tidak segang-segan memberikan hartanya kepada orang-orang yang tertindas,namun ia melakukannya supaya dikatakan orang yang dermawan.
Dan Allah juga berfirman dalam surat Hud (15-16 )

من كان يريد الحيواة الدنياوزينتها نوف اليهم اعمالهم فيها وهم فيها لا يبعثون (15). اولئك الذين ليس لهم في الاخرة الا النار وحبط ما صنعوافيهاوباطل ما كانوايعملون (16)

Artinya : “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasan nya,niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka didunia itu tidak akan dirugikan.Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
Jadi dalam melakukan aktivitas baik itu dalam berdakwah,menuntut ilmu,beramal dan sebagainya.Maka haruslah kita meluruskan niat,mungkin ditengah jalan niat kita melenceng atau bukan karena Allah maka kita harus cepat-cepat beristighfar dan mengembalikan semua kepada Allah swt.
Dalam sebuah hadits :”sesungguhnya allah tidak menilai bentuk fisik dan bentuk rupamu tetapi menilai hati nuranimu (HR.Muslim )
Karena pentingnya fungsi ke ikhlasan dalam setiap aktivitas seseorang,maka wajar jika islam sangat menekankan aspek tersebut dan menganjurkan umatnya untuk menyucikan niat dan menetapkan tujuan hanya pada Allah,kehidupan akan mencapai tingkat kemajuan dan tetap setabil jika dikendalikan oleh orang-orang yang tulus ikhlas.
Betapa banya yang melanda umat disebabkan kendali kehidupan dipegang oleh segelintir manusia yang sama sekali tidak mempunyai orientasi kepada rahmat Allah & kampung akhirat.Dan masih banyak penyakit-penyakitmanusia yang lain.
Oleh sebab itu kita sebagai seorang muslimah selalu memuhasahah diri apakah selama ini kita sudah termasuk golongan orang-orang yang ikhlas/belum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar